SUGENG RAWUH DATENG BLOG "VICKY ZAHRA ZAINULANSYAH"

Jumat, 22 April 2011

Standar Pelayanan Kebidanan No. 18

Penanganan kegawatan pada
partus lama/ macet


—Pernyataan:
   Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala partus lama/macet serta melakukan penanganan yang memadai dan tepat waktu atau merujuknya untuk persalinan yang aman.
—Tujuan:
 Tujuan nya adalah untuk mengetahui segera dan penanganan yang tepat keadaan daruratpada partus lama/macet. 
—Hasil:
   Hasil yang diharapkan yaitu mengenali secara dini tanda gejala partus lama/macet serta tindakan yang tepat. Penggunaan patograf secara tepat dan seksama untuk semua ibu dalam proses persalinan. Penurunan kematian/kesakitan ibu dan bayi akibat partus lama/macet.
—Syarat:
1.Bidan mampu :
Menggunakan partograf dan catatan persalinan.
Periksa dalam secara baik.
Mengenali hal-hal yang menyebabkan partus lama.
2.Adanya alat atau bahan yang diperlukan untuk persalinan, misalnya sabun, air bersih dan handuk bersih untuk mencuci tangan.
3.Adanya antibiotika, cairan infuse dan peralatan untuk pemberian cairan IV,   kateter karet steril, gunting steril untuk episiotomi yang befungsi dengan baik.
4.Adanya partograf dan catatan persalinan / kartu ibu.
—Proses:
 1. Memantau dan mencatat secara berkala keadaan ibu dan janin, his dan kemajuan persalinan pada partograf dan catatan persalinan
    2.   Jika terdapat penyimpangan dalam kemajuan persalinan (misalnya garis waspada pada partograf  tercapai, his terlalu kuat/cepat/lemah sekali, nadi melemah dan cepat, atau DJJ menjadi cepat/tidak teratur/lambat), maka lakukan palpasi uterus dengan teliti untuk mendeteksi gejala-gejala dan tanda lingkaran retraksi patologis/lingkaran Bandl.
   3.    Mintalah ibu BAK apabila kandung kencingnya penuh. Pakailah kateter bila ibu tidak bisa kencing
   4.    Cuci tangan dengan sabun dan air bersih serta keringkan dengan handuk bersih. Lakukan pemeriksaan dalam. Ingat selalu tindakan aseptic. Periksa dengan teliti vagina dan kondisinya. Periksa juga letak janin, pembukaan serviks dan apakah serviks tipis, sedang atau mengalami edema. Coba untuk menentukan posisi dan derajat penurunan kepala. Jika ada kelainan atau bila pembukaan serviks tetap/lambat maka rencanakan  rujukan.
    5.   Jika ada tanda dan gejala persalinan macet atau tanda bahaya pada bayi atau ibu maka ibu di baringkan miring dan berikan cairan IV sesuai dengan pedoman. Rujuk segera ke RS. Dampingi ibu untuk menjaga agar keadaan ibu tetap baik. Jelaskan kepada ibu, suami/keluarganya mengenai apa yang terjadi dan mengapa ibu perlu dibawa ke RS.
 6. Jika dicurigai adanya ruptura uteri (his tiba-tiba berhenti atau syok berat) maka rujuk segera. Berikan antibiotika dan cairan IV, biasanya diberikan ampicillin 1 gr IM, diikuti pemberian 500 mg setiap 6 jam IM lalu pemberian per oral sampai bayi lahir.
 7. Bila kondisi ibu / bayi buruk dan pembukaan serviks sudah/hampir lengkap maka bantu kelahiran bayi dengan ekstraksi vakum.
 8. Bila keterlambatan terjadi sesudah kepala lahir (distosia bahu), raba perut ibu dan periksa apakah bahu sudah berada di bawah PAP. Jika belum, maka tekan perut ibu dengan 1 tangan dan lihat apakah bahu bayi masuk. Jika tindakan tersebut tidak menolong maka lakukan episiotomi dan baringkan ibu miring ke kiri sebelum mencoba membantu pemutaran bahu ke posisi yang benar yaitu kearah anterior-posterior.
 9. Buat pencatatan yang benar


referensi:

pengurus pusat Ikatan Bidan Indonesia.2006.Buku 1 Standar

         Pelayanan kebidanan.Jakarta